Jumat, Januari 16, 2009

Bahasa

“Bahasa”...
Sungguh aku takjub dengan bahasa Al-Quran... bahasanya halus, terstruktur, saling berkaitan, penuh dengan makna (hikmah) yang harus digali, yang membawa kita untuk terus berfikir. Ya Allah, kenapa Engkau banyak memakai kalimat tanya di dalam Al-Quran ? apakah ini untuk mengajak hamba Mu berfikir ? Berarti jika manusia mau mempelajari Al-Quran maka ia merupakan orang-orang yang cerdas, karena ini membutuhkan pemahaman tingkat tinggi.
Selama aku kuliah di jurusan sejarah, aku selalu “dihantui” oleh “berfikir kritis”. Kata dosenku manfaat ilmu sejarah itu membuat orang berfikir kritis (critical thinking) dengan berfikir kritis ini membuat kita lebih bijaksana. Wallahualam...

Kamis, Januari 15, 2009

QUNUT NAZILAH

Menurut bahasa, Qunut berarti do’a, taat, tetap patuh beribadah atau merendahkan diri kepada Allah.
Qunut, dalam sholat adalah berdo’a di rakaat terakhir saat i’tidal, sesudah membaca sami’allahu li man hamidah, Robbana lakal-hamdu.
Qunut Nazilsh adalah do’a qunut yang diucapkan ketika terjadi musibah yang menimpa umat Islam, seperti kekeringan, ketakutan, kelaparan, wabah penyakit, diserang musuh, maupun lainnya. Do’a qunut bisa juga dilakukan untuk memohon keselamatan umat Islam.

Hukum Do’a Qunut
Do’a qunut hukumnya sunnah karena Rasulullah SAW tidak melakukan terus menerus, beliau melakukan pada saat kesusahan yang besar, yang disebut qunut nazilah. Ini berdasarkan hadis:
Ibnu Abbas telah berkata, Rasulullah pernah Qunut satu bulan berturut-turut pada shalat Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh, di rakaat yang akhir ketika i’tidal sehabis mengucapkan sami’allahu li man hamidah. Beliau mendo’akan untuk kebinasaan bani Sulaim, yaitu Ri’il, Dzakwan, dan Ushayyah, sedangkan makmum yang di belakangnya mengaminkan.
(HR. Abu Daud)
Kabilah-kabilah tersebut telah membunuh para utusan Rasulullah SAW yang bertugas mengajak mereka agar memeluk agama Islam.
Abu Hurairah r.a berkata, “Jika Rasulullah hendak berdo’a demi kebaikan seseorang atau demi kehancuran musuh-musuhnya, beliau berdo’a Qunut setelah rukuk, yaitu setelah mengucapkan sami’allahu li man hamidah, dan di antara do’anya adalah ‘Ya Allah, selamatkanlah fulan dan fulan’, atau ‘Ya Allah, turunkanlah laknat kepada fulan dan fulan’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bacaan Do’a Qunut
Bacaan do’a qunut bermacam-macam, disesuaikan dengan kesusahan atau kepentingan yang sedang dihadapi. Bacaan do’a qunut antara lain:
Allahummahdini fi man hadayt, wa’afini fi man ‘afayt, wa tawallani fi man tawallayt, wa barikli fi ma a’thoyt, wa qini syarra ma qodhoyt, fa innaka taqdhi wa la yuqdho ‘alayk, wa innahu la yadzillu man walayt, wa la ya’izzu man ‘adayt, tabarokta Robbana wa ta’alayt.
Artinya:
“Ya Allah, berilah aku petunjuk di dalam golongan orang-orang yang Engkau beri petunjuk, selamatkanlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau selamatkan, dan jadikanlah aku didalam golongan mereka yang telah Engkau beri kekuasaan. Dan berkatilah apa yang Engkau berikan padaku. Dan selamatkanlah aku dari kejahatan yang telah Engkau tentukan. Karena Engkaulah yang kuasa menetapkan dan Engkau bukan yang ditetapkan. Sesungguhnya, tidak akan hina orang yang Engkau lindungi dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Engkau Mahamulia, wahai Tuhan kami, dan Engkau Mahatinggi.”
(HR. Abu Daud, Thabrani dan Baihaqi)

Kesimpulan:

Do’a qunut disunnahkan dalam shalat, tetapi ulama Mazhab berbeda pendapat mengenai shalat yang disunnahkan membaca do’a qunut di dalamnya. Ulama Mazhab berbeda pendapat tentang hukum membaca do’a qunut dalam shalat subuh. Untuk mengambil jalan tengah dari perbedaan pendapat ulama Mazhab, kita dapat melihat kepada pendapat ulama pada masa-masa terakhir, seperti pendapat Sayyid Sabiq (pengarang buku Fikih Sunnah) dan Dr. Wahbah Zuhaili, mereka menyimpulkan bahwa qunut yang dilakukan Rasulullah SAW pada waktu subuh itu adalah qunut nazilah. Namun demikian, Sayyid Sabiq menyimpulkan bahwa masalah ini adalah permasalahan khilafiah yang mubah, hukumnya sama antara melakukan dan meninggalkan.
Kesimpulan ini sama dengan kesimpulan Syaikh Islam Ibnu Taimiyah yang mengatakan, “Ulama sepakat bahwa orang yang berqunut pada shalat subuh, hukumnya sah dan orang yang tidak berqunut, shalatnya juga sah.”
Sama juga dengan pendapat Syaikh Yusuf Al-Qardhawi yang mengatakan, “Masalah seperti ini adalah masalah yang dibolehkan mengikuti yang satu atau yang lainnya. Jika seorang muslim meninggalkannya, ia tidak berdosa.

Jika kita melihat fenomena hari ini, yaitu tentang penggempuran Israel (Yahudi-Zionis laknatullah) terhadap Palestina, maka kita disunnahkan untuk membaca do’a Qunut Nazilah dalam sholat seperti yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah dalam melaknat Bani Sulaim.

Wallahualam

Rabu, Januari 14, 2009

Al-Quds (Disarankan Untuk Dibaca)

Bismillahirrahmanirrahim.
Al Quds, mesjid suci di tanah Palestina, tanah para nabi dan rasul. Al Quds, mesjid yang diberkahi, yang dulu, dari mihrabnya, Rasulullah SAW diangkat ke Sidratul Muntaha, dilangiit ke-7, untuk menerima perintah shalat, sebaik-baiknya kewajiban agama. Al Quds, kiblat pertama kaum muslimin ketika mereka melaksanakan shalat yang pertama kali didirikan dengan diimami oleh baginda Rasulullah SAW.

Al Quds, didekatnya Ruhullah, Isa al-Masih as dilahirkan dan didekatnya juga Ibundanya yang suci, Maryam al-Qiddisah as melayani Tuhannya sejak ia masih kecil. Al Quds, ialah titipan Tuhan kepada para nabi, kepada para rasul, kepada orang-orang shaleh, dan kepada siapapun yang memiliki hati nurani. Al Quds, lambang kehormatan kaum muslimin dan seluruh penganut agama samawi, bahkan lambang kehormatan bagi siapapun yang mengimani adanya kebenaran dan keadilan.

Al Quds, amanat yang dibebankan oleh Allah swt di setiap pundak kaum muslimin agar dijaga dan diabadikan. Al Quds, ia dan saudara-saudara kita di sekitarnya kini telah terancam keselamatannya, ditindas, didhalimi, dan dihina-binakan. Al Quds, lelaki-lelaki dan wanita-wanita di sana dibunuh, dibantai, diperkosa hak-hak mereka, rumah mereka dihancurkan, anak-anak mereka dibredel senjata api, atau rudal atau bahkan tank baja. Al Quds, di sana kita akan sering mendapati banyak perempuan yang apabila mereka masih beruntung bisa hidup, maka mereka harus rela hidup menjanda dengan kehilangan putra-putri mereka karena telah dilindas oleh tank baja.

Al Quds, ia memanggil setiap jiwa yang masih bersih untuk menyelamatkannya dari keruntuhan karena sedikit demi sedikit pondasinya telah dikikis. Al Quds, ia meminta bukti kesungguhan kita dalam beragama, besosial, dan berperikemanusiaan. Al Quds, dan setiap yang dizalimi disana memanggil setiap insan yang meyakini keberadaan Tuhan Yang Tunggal, Tuhannya Adam, Tuhan Ibrahim, Tuhan Musa, Tuhan Isa, dan Tuhan Muhammad bin Abdullah (kepadanya dan kepada keluarganya yang suci, dan kepada seluruh para nabi dan rasul shalawat berserta salam).

Al Quds, ialah al Aqsha yang termaktub di dalam al Quran bahwa Tuhan telah memberkahi sekelilingnya agar Dia memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya. Sesunguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Al Quds, ia menuntut bukti cinta kita kepada kebenaran dan keadilan, dan bukti kebencian kita kepada kejahatan dan kedhaliman. Sungguh, ia meminta bukti dari siapapun yang memiliki cinta dan kebencian itu dengan jiwa, harta, darah, tenaga, atau paling tidak dengan teriakan. Ya, teriakan "Allahu akbar!!", "Hanya Tuhan-lah Yang Maha besar!!", "Musuh-musuh Tuhan itu tidaklah besar!!", "Amerika kerdil!!", "Israel kerdil!!", "Mampuslah Amerika!!", "Mampuslah Israel!!", "Bebaskan al Quds!!", dan "Bebaskan Palestina!!".

Al Quds, seorang tua renta telah berkata tentangnya, "Hari ini kita telah membebaskan negara kita. Besok, kita harus bisa membebaskan al Quds." Al Quds, ia meminta kita untuk berjanji menyusul kafilah yang telah berangkat menujunya guna membebaskannya dan segera mendirikan shalat serta memanjatkan doa berjama'ah disana. Di setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun, ia selalu memanggil kita. Kita harus memenuhi panggilannya. Namun apabila setiap detik kita tidak mampu memenuhi panggilannya, maka semenit sekali. Kalau setiap menit terlalu sulit bagi kita, maka setiap jam. Kalau setiap jam kita tidak bisa, maka sehari sekali. Kalau sehari sekali kita masih tidak bisa memenuhi, maka seminggu sekali. Kalau seminggu sekali kita tidak sanggup, maka sebulan sekali. Kalau sebulan sekali pun masih terasa berat oleh kita, maka setidaknya dalam setahun kita memenuhi panggilannya itu sekali saja.

Al Quds, apapun yang terjadi dia harus tetap AL QUDS.

* * * * *