Jumat, April 22, 2011

Andaikan Ini (Menikmati) Satu Hari Terakhir

Mencoba untuk menuangkan pikiran yang melintas dibenak... Entahlah, tiba-tiba pikiran 'Satu Hari Terakhir' ini datang 'menggoda'. Yuk, mari kita berandai-andai. Sejenak bermain-main dengan imajinasi....

Ada dua pikiranku mengenai satu hari terakhir.....

1. Alamanda Satu Hari Terakhir

Bagiku, berada di sini merupakan salah satu anugrah terindah yang aku nikmati. Bahagia bisa bersahabat dan bersaudara dengan orang-orang yang luar biasa. Berada di antara kumpulan orang-orang yang ber-keterbatasan dan ber-kelebihan. Tentu aku pun juga memiliki kelebihan dan keterbatasan diri. Namun satu hal yang membuat aku takjub, ketulusan yang mereka beri. Mereka turut bahagia dan mendorong segala kelebihan yang aku miliki tanpa terbesit iri dan menutupi keterbatasanku dengan kelebihan mereka dengan rela. Mereka hadirkan keseimbangan dalam hidupku, terkadang jadi pemberat agar aku tak melayang dalam bergerak cepat dan terkadang meringankan saat aku tertatih-tatih dalam menapaki langkah. Mungkin itulah perjalanan hidup, ada kala menurun dan ada kala jalannya menanjak.

Flash-back.....saat menapaki langkah pertama di sini....menyusuri koridor yang berfungsi ganda sebagai mushola, hawa sejuk dan tenangnya perlahan-lahan menyusup-menyusuri relung hati. Plus sapaan makhluk 'aneh' yang ramah lengkap dengan senyum hangatnya, mencairkan persepsi yang tanpa sadar telah mengkristal bak gunung es di kutub utara....

Yah...perlahan namun pasti, aku terkesan !!!

Lengkap dengan 'bonus' pemandangan alam yang disaksikan dari balkon, mengingatkan aku dengan roman-roman angkatan balai pustaka yang mendeskripsikan tentang kota Padang--yang dikelilingi oleh benteng alam bukit barisan serta hamparan Samudra Hindia yang luas membentang. Satu kesan yang senantiasa membekas di hati... sulit untuk pergi...karena aku telah jatuh hati di sini.

Mengenang kembali bagaimana aku bisa betah tinggal serumah dengan makhluk-makhluk 'aneh' ini... Kalau ketemu lawan jenis di jalan, jalannya nunduk-nunduk, andaikan di depan ada tiang listrik bisa nabrak [upss...tapi ini fakta ^_^]. Hufft...amat beda dengan aku, yang dulu terbiasa berinteraksi dengan laki-laki [habis saudara-saudara kandungku tak ada yang perempuan].... Jawabannya.... ada dua hal penting yang aku dapatkan di sini, rasa aman dan nyaman.
Kecenderungan hati yang mencari aman dan mendambakan kenyamanan...

Tak terbayangkan suatu hari nanti aku akan menapaki langkah kembali, perlahan-lahan menjauh dari sini. Bayangan itu merupakan keniscayaan, karena hidup merupakan perjalanan panjang mengumpulkan bekal untuk menuju keabadian [Jannah].

Namun aku pergi bukan dengan hati yang 'kosong' seperti pertama kali menyusuri koridor. Aku pergi dengan berjuta kenangan indah di hati...yang mungkin bakalan menjadi True Story-ku. Mungkin kelak akan menjadi kisah kerinduan, seperti pertama kali aku merindukan rumah orang tuaku ketika aku harus 'bermain di luar', yang kata ayah-bundaku semuanya ini harus aku lalui demi masa depanku kelak yang lebih indah.

Entahlah...andaikan ini satu hari terakhir di Alamanda, aku ingin mengelilingi tiap pojok serinci-rincinya tanpa ada yang terlewati demi mempertajam warna lukisan di hati. Dan tentu aku akan menghabiskan waktuku untuk bercengkerama bersama mereka....yang entah di waktu kapan bisa berjumpa kembali. Mengucapkan sebait kata, 'Semoga ALLAH meridhoi reunian kita kelak di Jannah-NYA....dan....ketahuilah aku ingin kelak kita kembali bertetangga di Syurga bersama Rasulullah SAW yang mulia'. Semoga ALLAH memperkenankan cita-cita kita, aamiin.

2. Satu Hari Terakhir di Dunia

Kira-kira apa yang akan kita lakukan..... andaikan datang pesan yang mengingatkan kita, 'waktumu untuk hidup tinggal satu hari lagi'. Panik kah ??? buru-buru untuk beribadah, berdo'a memohon ampunan atau kita tetap bersantai menikmati hari seolah-olah kita akan hidup seribu tahun lagi....RENUNGKANLAH !


*****
Note:
Dalam Selimut Malam: Sekedar coretan tak telalu penting dari sesosok insan yang tengah belajar tuk MANDIRI ^_^

Minggu, April 17, 2011

Refleksi Diri

Ilustrasi:
Di satu kelas pada mata pelajaran Biologi, Sang Guru bertanya kepada muridnya: "Anak-anakku, kira-kira menurut kamu apa yang membuat ikan yang hidup bertahun-tahun di laut yang asin tetap tawar ? " Murid-murid sibuk memikirkan jawaban dari pertanyaan Sang Guru. Seketika kelas menjadi hening...semuanya tenggelam dalam pikiran masing-masing. Lalu selang beberapa menit kemudian tiba-tiba seorang anak laki-laki yang duduk di pojok kanan belakang mengacungkan jarinya. "Saya bisa Bu... Saya pikir itu karena ikannya masih hidup Bu ! Coba kalau ikannya mati, direndam dalam air asin hanya beberapa jam saja ikannya langsung berasa asin".

*******

Kata kunci:
Ikan, Laut, Asin, Ikan Hidup dan Ikan Mati.


Logikanya dapat disimpulkan, ikan yang hidup akan tetap tawar, walaupun hidup bertahun-tahun di laut yang asin dan luas. Sementara itu, ikan yang mati hanya selang beberapa jam akan berasa asin jika direndam dalam air asin, walaupun air asinnya cuma satu ember.
Sesuatu yang dikatakan hidup diantaranya ditandai dengan bergerak dan tumbuh.

Ikan diibaratkan dengan manusia dan laut adalah tempat hidup, sedangkan rasa asin diumpamakan dengan segala macam problema.

Begitulah manusia, bila jasadnya hidup diiringi dengan akal dan hati yang hidup, maka segala macam problema yang kita hadapi tak akan memepengaruhi kualitas diri. Apapun itu permasalahannya. Baik itu besar maupun kecil. Maka BERGERAK dan TUMBUHLAH !!! dengan itu menandakan ENGKAU HIDUP dan BERKUALITAS.


*******
Note:
Balkon lantai 3 Alamanda: Mempertajam analisis wacana.