Minggu, Juni 07, 2009

Hujan

Diluar hujan lebat, aku jadi ingat dengan kata-kata ustadz sewaktu wirid dimasjid “hujan itu adalah rahmat dari Allah”. Aku pikir ini memang benar hujan itu rahmat, malam ini suhu menjadi sejuk dengan hujan yang lebat, sangat kontras dengan suasana tadi siang yang cuaca panas menyengat. Ketika ikut seminar tadi bajuku sampai basah oleh keringat karena cuaca panas yang menyengat. Disamping itu rumput dan pepohonan yang menguning jadi segar kembali karena telah disirami oleh air hujan, begitu juga dengan debu-debu dijalanan menjadi hilang karena disiram air hujan.

Namun, hujan juga bisa mendatangkan bencana bagi makhluk ciptaan Allah, seperti banjir. Misalnya saja dikota Padang ini jika hujan turun selama lebih dari 1 hari bisa mendatangkan banjir. Ini dikarenakan selokan kurang berfungsi dengan baik. Seharusnya selokan ini berfungsi sebagai tempat pengaliran air namun realitanya selokan banyak yang berfungsi ganda sebagai tempat pembuangan sampah. Sehingga bila terjadi hujan lebat, selokan tidak bisa menampung curahan air hujan, dikarenakan sampah yang menumpuk didalam selokan. Hal ini membuat selokan jadi mampet dan air tidak dapat mengalir dengan lancar, sehingga air menjadi tergenang.

Genang air lama kelamaan akan bertambah jika hujan tidak reda, dan selokan tidak mampu lagi menampung air sehingga air diselokan meluap. Sifat air, air akan mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Luapan air dari selokan ini akan mencari tempat-tempat yang rendah sebagai tempat penampungan, seperti jalan, pemukiman penduduk, dll. Genangan inilah yang membuat banjir.

Kamis, Mei 07, 2009

Mentari Pagi

Matahari pagi malu-malu memancarkan sinarnya, cahayanya menyusup melalui jendela menerangi ruangan tempat tinggal ku. Masih terlihat jelas sisa-sisa hujan semalam disekitar tempat tinggal ku. Ini terlihat dari genangan air di depan, disudut selatan dan utara rumah ku. Serta tetesan air di dedaunan pohon jambu, mangga dan bunga-bunga yang tumbuh ditaman, merupakan bukti turunnya hujan semalam.

Saat ini aku tengah berdiri dibalkon menikmati hangatnya sinar mentari pagi. Tak terasa sudah 30 menit lamanya aku berdiri disini, sekarang sudah menunjukan pukul 7:02 am. Sinar mentari mampu menghangatkan tubuhku yang kedinginan sehabis mandi. Aku masih malas meninggalkan balkon, betah berlama-lama berdiri disini. Kalaulah tidak ingat dengan aktifitas yang harus dikerjakan mungkin aku tidak akan beranjak dari tempat aku berdiri.

*****

Sabtu, April 18, 2009

Nuansa Langit di Pagi Hari




Pagi-pagi, saat saya membaca buku dikamar, kak Siska teman satu kost datang kekamar. Beliau mengajak saya duduk dibalkon, melihat awan yang unik, berbentuk paha ayam goreng.

Kamis, April 16, 2009

Pengalaman Pulang Kampung

Seminggu lamanya aku berada di kampung, segudang pengalaman yang aku dapatkan. Rasanya ingin mempostkan tulisan ke blog, menceritakan dan berbagi pengalaman seru, tapi sayang di kampung ku belum ada jaringan internet. Online hanya bisa melalu GPRS. berselancar melalu GPRS tak terlalu mengasikan karena loading yang lamban.

Selasa, Maret 31, 2009

Andaikan Doraemon & Mesin Waktu Benar-Benar Nyata

Siapa yang tak kenal dengan Doraemon ? Hampir semua sahabat-sahabatku di Alamanda menjadi penggemar tokoh kartun Jepang yang satu ini. Doraemon, si robot kucing dengan kantong ajaib yang bisa mengeluarkan benda-benda aneh nan canggih tuk membantu Nobita, telah memberi inspirasi kepada ku untuk menulis ini. Diiringi oleh instrument Crystal-Toshikazu, ingatan ku melayang melintas ruang dan waktu, menuju ke masa lalu, mengenang masa-masa kecil ku, saat masih tinggal "dibawah lindungan" Ayah-Bunda ku…

Aku jadi ingat dengan Doraemon si robot kucing, salah satu tokoh kartun kegemaran ku. Andaikan Doraemon benar-benar nyata, akan aku pinta padanya untuk mengeluarkan mesin waktu. Aku akan kembali ke waktu 5 tahun yang lalu, dimana waktu itu ayahku masih hidup. Aku hanya ingin menyampaikan satu hal kepada beliau, “Ayah, aku mencintai mu…terima kasih ayah, engkau telah merawat dan membesarkan aku dengan sangat baik”. Satu kalimat yang tak pernah terucapkan dari bibir ku untuk ayah semasa hidupnya.

Ayah, engkau telah menjadikan aku begitu istimewa, di rumah mu aku begitu spesial. Aku heran, kenapa bisa seperti ini ? Aku pikir, tak ada yang spesial dari ku, hampir tak ada prestasi yang membanggakan yang aku persembahkan untuk mu ayah. Seingat ku prestasi terakhir yang aku persembahkan untuk mu, yaitu saat aku diterima kuliah di dua Universitas yang cukup bergengsi di pulau Sumatera. Bagi ku ini prestasi yang biasa-biasa saja, bukanlah prestasi yang hebat. Tapi aku melihat ada senyum bahagia dan bangga dibibir mu.

Karena aku lulus di dua Universitas, muncul masalah baru, bimbang menentukan kuliah di Universitas mana ? Aku harus memilih untuk kuliah di fakultas ekonomi atau fakultas ilmu-ilmu sosial ? Saat itu aku lebih memilih untuk kuliah di fakultas ekonomi sesuai dengan minat ku, menjadi wanita karir. Tapi engkau menginginkan aku untuk menjadi guru yang mendidik orang dari tak tau menjadi tau, aku urung mendaftar kuliah di fakultas ekonomi karena tak ingin mengecewakan mu ayah. Akhirnya aku mendaftar di fakultas ilmu-ilmu sosial yang konsentrasi terhadap pendidikan, mencetak tenaga guru. Tapi berat bagi ku untuk menjalani kuliah yang tak sesuai dengan minat ku. Dalam mindset ku, tanggungjawab guru sangatlah berat, beda dengan profesi lain, tak sebanding antara tanggungjawab dengan penghasilan yang didapatkan.

Astaghfirullah, saat itu pikiran ku terlalu picik. Hanya mengukur materi, yang merupakan kebahagiaan sesaat. Tak pernah terpikirkan oleh ku bahwa guru sangat kaya, guru terus memberi tanpa kekurangan. Sekarang aku menyesal baru tersadar. Aku juga telah mengecewakan mu ayah, maafkanlah aku…

Ayah, maafkanlah putri mu yang tak sempat bahagiakan mu…
Ya Robbi, aku mohon pada Mu, ampunilah segala dosanya. Ya Robbi, ku pinta pada Mu jadikanlah ia ahli syurga mu. Ya Robbi, izinkanlah kami tuk berkumpul kembali, bahagia selalu di syurga Mu…

Ayah, aku mencintai mu… Terima kasih untuk air mata, kesabaran dan cinta tulus yang telah engkau curahkan pada ku. Ayah, engkau pahlawan ku, yang tak pernah berbalas waktu… Ayah, walaupun jasad mu telah lapuk dimakan waktu, namun engkau terus hidup didalam sanubari dan ingatan ku. Kenangan bersama mu kan tetap menjadi kisah hidup ku.

Putri mu, yang selalu merindukan mu…

Kamis, Maret 26, 2009

Jadwal Rihlah Alamanda yang Di Tunda

Menurut perencanaan, hari ini Wisma Alamanda akan mengadakan Rihlah Gabungan, namun batal. Dengan berbagai macam pertimbangan Acara Rihlah Gabungan ditunda sampai 19 April 2009. Salah satu alasan ditundanya acara rihlah gabungan ini, karena persiapan panitia dan tempat yang belum clear.

Bagi Alumni Alamanda bisa ikutan Rihlah Gabungan yang diadakan pada 19 April 2009

Sabtu, Maret 21, 2009

Masa Taaruf Alamanda (MASTAMA) "Bangkitlah Wismaku Harapan Itu Masih Ada"... bagian 1


Sabtu (21/03) pukul 16:30 rangkaian acara puncak MASTAMA Periode 89 dibuka secara resmi oleh Naqibah Alamanda Dua, dengan tema “Bangkitlah Wismaku Harapan Itu Masih Ada”. Mars MASTAMA kali ini terinspirasi dari nasyid Bangkitlah-Shautul Harakah, “Bangkitlah wismaku harapan itu masih ada, Berjuanglah akhwatku jalan itu masih terbentang”. Harapan kami, semua anggota wisma ini bisa untuk terus melanjutkan perjuangan da’wah islam kedepan.

MASTAMA, yaitu akronim dari Masa Taaruf Alamanda, ini merupakan ajang taaruf bagi anggota baru dan ajang silaturrahim antara sesama anggota Wisma Alamanda Satu, Dua dan Tiga. Rangkaian acara ini dimulai dari taaruf anggota baru dengan anggota lama, berupa pengumpulan biodata dan tanda tangan anggota wisma lama oleh anggota wisma baru, minimal sebanyak 60 orang dalam waktu 1 bulan. Acara ini merupakan sejarah baru dalam sejarah perjalanan Wisma Alamanda ke depan.

Rangkaian acara puncak MASTAMA diawali dengan penyampaian materi kewismaan oleh Ustadzah Desi Asriani. Pemateri merupakan tim trainer LPPM-SB. Sebelum materi dimulai terlebih dahulu diadakan stimulasi yang intinya memaparkan tentang masalah-masalah atau kendala-kendala yang ditemukan selama tinggal di wisma. Masing-masing anggota wisma diminta untuk menuliskan sebanyak 3 masalah yang ditemukan dalam wisma. Dari tulisan yang dipaparkan ternyata banyak yang mengeluhkan permasalahan akhlak yang kurang baik, ibadah yang menurun dan ukhuwah yang hanya dibibir saja. Astaghfirullah, benarkah di wisma ini terjadi penurunan kwalitas ? Lalu bagaimana dengan visi wisma “Mewujudkan kepribadian muslimah yang islami" ? Masih adakah itu ? Bangkitlah wismaku harapan itu masih ada, Berjuanglah akhwatku jalan itu masih terbentang, Allahuakbar !!!

Acara selanjutnya break sholat Magrib berjamaah, makan malam bersama dan sholat Isya berjamaah. Acara dilanjutkan ba’da Isya, pementasan kreatifitas angota baru, berupa nasyid dan drama, yang dinilai oleh Juri dari Alumni Alamanda. Untuk pementasan kreativitas anggota baru dibagi dalam empat kelompok, yaitu kelompok Wahidah, PKS (Pa Kabar Sobat), Wonder Woman dan terakhir kelompok Mujahidah.

Tak disangka ternyata pementasan kreatifitas anggota baru wisma sangat menghibur dan begitu kreatif. Seperti kelompok Wahidah yang mementaskan drama tentang “problematika wisma”. Mengisahkan proses penyesuaian diri anggota baru selama tinggal dilingkungan wisma yang memiliki peraturan super ketat, yakni peraturan mengenai larangan pacaran, larangan memakai dan menonton TV di lingkungan wisma, menerima telfon, hp dan sms dari non-muhrim yang dibatasai dari pukul 05:30-21:00, dll.

Bentuk kreatifitas akhwat yang lain, yaitu pementasan randai—kesenian tradisional Minangkabau yang dipadu dengan drama. Serta adanya nasyid rubahan lirik Teman Sejati-Brothers:

Salamo iko kami cari-cari
Rumah nan sarugo
Batingkek tigo murah bayianyo

Ba sobok kini Alamanda Tigo
Rancak rumahnyo
Ramah akhwatnyo

Iyo hati sanang…
Ibadah tanang…
Oh…sabana manang…
Alhamdulillah...


Pementasan kreatifitas anggota baru wisma berakhir pada pukul 22:00. Sebelum acara ditutup ada request dari anggota baru, yaitu penampilan kreatifitas dari anggota lama. Menanggapi permintaan ini, anggota lama hanya menampilkan nasyid dan puisi dadakan, yaitu nasyid Untukmu Teman-Brothers, Doa Perpisahan-Brothers, Indahnya Ukhuwah & Harapan-Andalusia serta Ukhuwah-Suara Persaudaraan. Rangkaian acara puncak MASTAMA selesai pukul 22:30, masih ada satu rangkaian acara terakhir yaitu Rihlah Gabungan Alamanda yang akan dilaksanakan pada 26 Maret 2009. Dalam rihlah gabungan ini akan diumumkan pemenangan lomba pementasan kreatifitas dan pengukuhan Mujahidah Alamanda Periode 89.

Kamis, Maret 19, 2009

Pengalaman: Melihat Upacara Pernikahan di Air Bangis

Pukul 04.10 dini hari tadi saya sampai Padang, setelah 4 hari berada di Air Bangis menghadiri undangan pernikahan adik teman. Berangkat ke Air Bangis hari Minggu malam pukul 20.15 selepas training NLP Personality Plus. Untuk pertama kali saya berani melakukan perjalanan malam sendiri tanpa teman, ada perasaan cemas, takut dan khawatir. Walaupun sudah pernah ke Air Bangis sebulan yang lalu dengan teman-teman di Alamanda tapi tetap saja dihantui oleh perasaan cemas, takut dan khawatir. Saya bertekat menguatkan keberanian untuk berangkat sendiri, demi menjalin silaturrahim, mengikat ukhuwah karena Allah, serta mengamati proses adat dan budaya setempat. Alhamdulillah perjalanan menuju Air Bangis lancar dan nyaman, karena saya duduk didepan sebelah sopir, yang seharusnya diisi oleh tiga orang tapi saya menempati tempat duduk sendiri. Sampai tujuan pukul 02 25 dini hari.

Melihat upacara pernikahan dengan berbagai macam tata cara adat setempat yang ditambah dengan tata cara modern ini merupakan pengalaman yang sangat menarik. Sayang saya tak sempat menyaksikan upacara pernikahan dari awal, karena masih dalam perjalanan. Seperti pelaksanaan ritual malam-malam ba inai bagi anak daro atau mempelai perempuan dan upacara basiram bagi marapulai. Sebelum ijab kabul, anak daro dan marapulai meminta maaf dan restu terlebih dahulu kepada kedua orang tua serta keluarga. Selanjutnya ijab kabul dilaksanakan dirumah anak daro, untuk melaksanakan ijab kabul, marapulai diarak kerumah anak daro dengan pengiring yang membawa anak pohon pisang dan tebu. Uniknya, ijab kabul dilaksanakan pada malam hari sekitar pukul 23.00 dan selesai pada pukul 02.00 dini hari. Setelah itu marapulai di arak kembali ke rumah diiringi oleh musik talempong dan dendang. Saat saya sampai, saya sempat menyaksikan talempong dan dendang yang dimainkan sampai pukul 03.30 dini hari.

Hari Senin, diadakan pesta pernikahan dan upacara tagak gala dirumah marapulai. Saya melihat dalam pesta pernikahan ini, ada terjadi akulturasi dan asimilasi budaya. Seperti pembagian tempat makan berdasarkan tamu yang hadir. ada tamu yang diundang dengan surat undangan dan tamu yang diundang secara lisan. Tamu yang diundang dengan surat undangan, biasanya merupakan kerabat jauh atau teman-teman kerja, tempat makannya memakai tenda, meja dan kursi yang dihidang prasmanan mulai pukul 11 pagi sampai pukul 03 sore. Tamu yang diundang secara lisan, merupakan kerabat dekat, tempat makan didalam rumah yang dihidang secara tradisional memakai seprah—kain putih, untuk jadwalnya dibagi berdasarkan jenis kelamin, untuk yang perempuan atau disebut Si Pangka dari pukul 10 pagi sampai pukul 01 siang, dan yang laki-laki ini merupakan kalangan Ninik-Mamak dari pukul 01 siang sampai pukul 03.30 sore. Upacara tagak gala dilaksanakan saat Ninik-mamak hadir ke rumah marapulai.

Juga terlihat pembauran antara adat Minang dengan adat Melayu dan Cina, yang bisa dilihat melalu hiasan pelaminan dan pernak pernik pesta pernikahan.

Keterangan:
Malam-malam ba inai: acara pemakaian inai atau pewarna kuku yang terbuat dari daun pacar
Anak daro : mempelai perempuan
Marapulai
: mempelai laki-laki
Tagak gala : Pemberian gelar untuk mempelai laki-laki, seperti gelar Sutan, Bagindo, Sidi, dll gelar ini menandai bahwa dia sudah menikah dan dipakai dalam upacara adat.

Kamis, Maret 12, 2009

Lukisan alam Mu nan megah... iringi daku tuk sujud bermuhasabah...

Robb, aku takjub dengan lukisan alam Mu nan megah. Pagi ini aku sedang menikmati indahnya mentari pagi dibalkon. Maha Suci Engkau ya Robb, yang telah mengatur alam semesta ini tanpa merasa kesusahan..
Duhai Robb, betapa halusnya Engkau mengatur jagad raya ini, sehingga mataku tidak bisa menangkap perubahan bentuk awan di angkasa. Robb, aku adalah hamba Mu yang lemah lagi faqir, ilmu yang aku miliki tidak lah sebanding dengan ilmu Mu yang Maha Luas. Aku kerdil di hadapan Mu, salah satu bukti kekerdilan ku yaitu ketika langit Mu berubah, mataku tidak bisa jeli untuk menangkap perubahan itu. Dari ba'da subuh aku berdiri di balkon ini, memandang langit yang semula kelam, kemudian muncul cahaya remang-remang dan sekarang telah menjadi terang-benderang.
Terima kasih ya Allah...Engkau telah memberi aku kesempatan untuk menyaksikan lukisan alam Mu nan megah, yang mengiringi daku tuk sujud bermuhasabah...
Aku menyadari tidak semua hamba Mu yang ada di bumi ini punya kesempatan yang sama dengan aku, bisa menikmati lukisan alam Mu. Ada di antara hamba Mu yang hidup didunia ini yang ditakdirkan tak bisa melihat...karena ini Robb, ilhamkanlah kepada ku untuk senantiasa bersyukur pada Mu atas nikmat yang telah Engkau curahkan kepada ku. Sebagai mana Engkau mengilhamkan rasa syukur kepada Sulaiman As dan hamba-hamba Mu yang sholeh yang telah mendahului aku. Robb, masukanlah aku ke dalam golongan hamba Mu yang sholeh...

Senin, Maret 09, 2009

M Sjafe'i, Pendiri INS Kayutanam

Tulisan ini akan membahas tentang pemikiran M. Sjafe’i tentang pendidikan, berdasarkan dua pertanyaan dasar.

1. Bagaimana Latar Belakang Pemikiran M.Sjafe’i

Berbicara tentang M. Sjafe’i tidak akan bisa lepas dari Ruang Pendidik INS Kayutanam. Ruang Pendidik INS (pada awal berdiri Indonesisch Nederlansche School, sekarang Institut Nasional Sjafe’i) didirikan oleh Engku M. Sjafe’i pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayutanam, Padang Pariaman, Sumatera Barat. M. Sjafe’i mendirikan RP INS Kayutanam setelah beliau kembali dari studi di negeri Belanda.
M. Sjafe’i seorang anak angkat Marah Sutan dengan Andung Chalidjah di Kalimantan Barat tepatnya di daerah Natan. Ia menamatkan Sekolah Rakyat tahun 1908, masuk sekolah Raja (Sekolah Guru) lulus pada tahun 1914 dan kemudian mengikuti kursus guru gambar pada Bataviashe Kunstkring di Betawi, disamping itu ia juga mempelajari beberapa macam pekerjaan tangan pada tukang-tukang Indonesia di Betawi dan Bogor seperti kepandaian mengerjakan tulang, tanduk, bambu dan lain-lain.
Karena berpendapat untuk memajukan Indonesia dengan cepat kaum ibu adalah salah satu tenaga penting bagi usaha pekerjaan tangan. Setibanya di Jakarta dari Bukit Tinggi dia lalu mengajar pada sekolah Kartini di pintu Besi Gunung Sahari, Jakarta dengan Murid pada awalnnya hanya 36 orang wanita. Pada waktu itu anak-anak perempuan belum dibiasakan untuk meninggalkan rumah karena masih dalam pingitan.
Dia menjadi guru pada sekolah Kartini selama 6 tahun dan muridnya meningkat pesat menjadi 800 orang lebih ketika ditinggalkannya pada tahun 1927. Selama mengajar di sekolah kartini beliau juga diizinkan untuk mengerjakan pekerjaan tangan secara Fakultatif dan juga dia bekerja pada surat kabar harian yang diterbitkan oleh bapak angkatnya Marah Sutan dan majalah migguan untuk pembaca dewasa dan majalah anak-anak sekolah rakyat pemerintahan Hindia Belanda dan sekolah–sekolah swasta. Disela-sela kesibukannya menyempatkan diri untuk belajar menggambar. Pada tahun 1916 dia mengikuti ujian Negara untuk menjadi guru gambar pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan lulus dengan hasil yang memuaskan.Beliau adalah anak Indonesia yang pertama yang mendapatkan Ijazah tersebut, bahkan saat menyerahkan hasil ujian Juru bicara penguji berkata :”Hasil pekerjaan beliau sangat baik seandainya tuan adalah orang Belanda tuan akan mendapatkan nilai 9 atau 10 tetapi Karena tuan bangsa pribumi kami berikan nilai 8 untuk tuan.
Beliau juga aktif dalam gerakan politik semenjak tamat sekolah di Bukit Tinggi bahkan aktif dalam Budi Utomo, membantu Wanita Putri Merdeka serta menjadi anggota partai Insulide pada tahun 1915 yang kemudian berubah menjadi Indische Partij. Dibawah pimpinan Tiga Serangkai beliau memajukan usul pada Pemerintah Hindia Belanda supaya memudahkan Bahasa Belanda bagi anak-anak Indonesia. Dalam tahun itu juga beliau mengajukan Mosi meminta pemerintah Hindia Belanda untuk membuat Parlemen bagi Indonesia. Dalam tahun 1917 pada kongres Insulide di Semarang beliau juga mengajukan usul pemerintahan Hindia Belanda untuk menukar “Punale Sanctie” (sistem kontrak terhadap kuli perkebunan Belanda) dengan perjanjian buruh merdeka namun tidak digubris oleh pemerintah Hindia Belanda.
Beliau juga turut aktif dalam gerakan Dr. A.G. Niewenhuis seorang ahli pendidikan dan bahasa untuk mengajar bahasa pada anak-anak usia 10 tahun ke atas. Dengan demikian bahasa asing dipelajari terlebih dahulu sebelum bahasa asing menjadi sendi yang kuat untuk mempelajari bahasa asing. Hal ini disebabkan karena anak-anak yang berumur 6 tahun pada sekolah HIS diajarkan bahasa Belanda yang membuat anak-anak zaman itu sangat terbebani. Gerakan itu berhasil dengan dibentuknya sekolah Schakel yang setaraf dengan HIS tapi muridnya adalah tamatan sekolah kelas 3 sekolah Bumiputra atau rakyat.
Sesudah aktif dalam berbagai bidang tersebut di Indoesia selama lebih dari 10 tahun. Dia mencoba memberi tinjauan terhadap berbagai hal tentang keadaan di Indonesia. Dia ingin menambah tinjauannya tersebut dengan sudut pandang dari luar negeri khususnya dari Balanda karena tinjauan tersebut nantinya akan membawa manfaat bagi pendidikan Indonsia juga.
M. Sjafe’i pada tanggal 31 Mei 1922 berangkat ke negeri Belanda menempuh pendidikan atas biaya sendiri. Belajar selama 3 tahun dengan memperdalam ilmu musik, menggambar, pekerjaan tangan, sandiwara termasuk memperdalam pendidikan dan keguruan. Di Belanda, dia melakuakan tinjauan ke berbagai bidang seperti Ilmu dan tinjauan masyarakat sehingga dia tidak mengikuti pelajaran kelas seperti biasa tetapi lebih banyak mendapatkan pelajaran istimewa atau Privaat-oderwijs. Dibidang pendidikan dia mendapati bahwa sekolah-sekolah swasta lebih baik dari pada sekolah pemerintah terutama pada pendidikan dasar dan menengah
Pada tahun 1925 kembali ke Indonesia untuk mengabdikan ilmu pengetahuannya pada sekolah Kartini Jakarta dan perguruan lain serta diangkat menjadi Ajunct Inspektur oleh pemerintah Hindia Belanda tetapi dia menolaknya karena ingin membuat sekolah dengan sistem sendiri. Setelah melakukan tinjauan di Indonesia dan diluar negeri maka bersama Ayahnya Marah Sutan menyusun suatu program berdasarkan beberapa pertanyaan.”Bagaimana Hendaknya bentuk pendidikan bangsa Indonesia berdasarkan keadaan yang ada dari berbagai aspek”. Sesudah itu muncullah garis arah yang penting untuk pegangan dalam melakukan pekerjaan pendidikan seperti berikut:
• Berusaha mencapai Indonesia Mulia Sempurna
• Pendidikan Umum dan Kejuruaan sedapat mungkin disatukan
• Bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, Bahasa Belanda sekedar mengerti, bahasa Inggris aktif
• Kebudayaan nasional sangat dipentingkan
• Bakat dikembangkan
• Pusat pemikiran diutamakan
• Percaya dan berusaha atas tenaga sendiri
• Rasa Kekeluargaan yang mendalam.
• Biasa pada hidup sederhana
• Contoh sebagai media pendidikan
• Sebanyak mungkin pekerjaan diberikan pada pelajar sehingga mereka tidak hanya sebagai objek tetapi juga subjek
• Menjadi manusia susila, bertubuh kuat dan sehat cerdas logis serta ulet dan gigih
• Mempunyai rasa tanggung jawab terhadap keselamatan Nusa bangsa Indoesia serta berprikemanusiaan.
• Menjadi manusia kreatif aktif dan kreatif imitative dan emosional yang sehat
• Usaha-usaha didasarkan atas koperasi
• Bersegikan pengetahuaan umum yang sederajat dengan MULO atau SMP diberikan pengetahuaan Umum
• Tiga cara pengajaran dipergunakan: auditif, visual, motorik-taktil
• 50% untuk mengembangkan ilmu biasa dan 50% untuk perkembangan bakat, kejuruaan dan latihan untuk menjadi subjek
• Pelajar dibiasakan dalam dua macam keadaan, dalam keadaan serba kurang dan kecukupan


2. Bagamana Dasar Pemikiran Pendidikan M. Sjafe’i

Dasar pendidikan susunan M Sjafe’i yang dianut dan diterapkan di perguruan ini didasarkan pada falsafah yang tersimpul dalam ungkapan Minang:
- Alam terkembang jadi guru (belajarlah dari alam dan pelajarilah alam itu)
dan ucapan beliau,
- Janganlah meminta buah mangga dari pohon rambutan, tetapi jadikanlah setiap pohon berbuah manis! (setiap insan memiliki talenta berbeda)
- Jadilah engkau menjadi engkau!
Oleh karena itu, dasar pendidikan di INS Kayutanam ini adalah pengembangan potensi peserta didik dengan mendorong perkembangan bakat (talenta) yang dimiliki masing-masing dengan memberikan penguasaan ilmu pengetahuan, menumbuhkan kepribadian yang mandiri dan kreatif serta didukung oleh tumbuhnya nilai-nilai luhur yang disimpulkan sebagai akhlak mulia.
Dasar pendidikan yang dikembangkannya adalah kemasyarakatan, keaktifan, kepraktisan, serta berfikir logis dan rasional. Berkenaan dengan itulah maka isi pendidikan yang dikembangkannya adalah bahan-bahan yang dapat mengembangkan pikiran, perasaan dan keteampilan atau yang dikenal dengan istilah 3H, yaitu Head, Heart dan Hand.

DAFTAR PUSTAKA

Navis,A.A, Filsafat dan Strategi Pendidikan M.Sjafei: Ruang Pendidikan INS Kayutanam, Jakarta: Grasindo,1996
Yusra, Abrar. Otobografi A. A. Navis: Satiris & Suara Kritis Dari Daerah, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994

Jumat, Februari 20, 2009

Air Bangis, kota yang memiliki segudang sejarah








Beberapa hari yang lalu saya pergi liburan sekalian silaturrahim ke rumah teman di Air Bangis-Pasaman Barat. Perjalanan kesana cukup melelahkan, tapi akan terobati dengan pesona pantai, kebun-kebun sawit, karet dan kelapa. Jarak antar Padang-Air Bangis kira-kira 250 km, jika memakai bus umum (AKDP) lama perjalanan berkisar antara 5-6 jam. Untuk kondisi jalan menuju Air Bangis tak semulus jalan ke Solok. Jalannya banyak yang rusak dan sempit, sedangkan yang memakai jalan kebanyakan kendaraan truk dan fuso yang muatannya sawit, kopra, kayu serta ikan kering.

Bagi saya ini pengalaman pertama liburan ke Air Bangis. Liburan yang menyenangkan. Air Bangis merupakan kota tua yang memiliki segudang sejarah. Saat membaca beberapa buku sejarah Minangkabau saya menemukan literature tentang pelabuhan Air Bangis tempo dulu yang ramai dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Mancanegara. Selain itu pelabuhan Air Bangis merupakan saksi atas penyebaran agama Islam ke Sumatera Barat. Pada masa Kolonial Belanda pelabuhan Air Bangis juga merupakan salah satu pelabuhan penting di wilayah Minangkabau. Andai saja aku berkesempatan libur lama disana tentu akan aku gali informasi lisan tentang sejarah Air Bangis ini.

Disamping pelabuhan Air Bangis juga memiliki pulau-pulau serta pantai yang indah. Jumlah pulau ada sekitar 9 pulau dengan pantai yang masih asri, pulau yang terkenal antara lain yaitu pulau Panjang dan pulau Pigago. Pulau-pulau ini ada yang berpenduduk dan ada yang tidak berpenduduk serta ada yang dijadikan sebagai tempat perkebunan kelapa.

Disana, kita juga bisa menyisiri Sungai Beremas dengan sampan atau perahu motor. Menurut keterangan penduduk setempat, di sungai ini ada “pusa-pusa” yaitu air sungai yang berputar-putar membentuk lingkaran yang bisa menarik setiap benda yang lewat dipermukaan air, mirip dengan pasir hisap. Jika sampan atau perahu motor lewat dipermukaan bisa tenggelam. Ada mitos yang beredar dikalangan masyarakat tentang pusa-pusa; setiap keturunan raja-raja Air Bangis ini tidak bisa pergi berlayar baik itu di sungai maupun di laut Air Bangis. Konon kabarnya kapal raja beserta Raja Air Bangis pernah tenggelam di perairan Air Bangis sehingga arwahnya gentayangan dan mencari anak keturunan raja.

Penduduk Air Bangis memiliki beraneka ragam mata pencaharian. Seperti nelayan, petani kopra, sawit, peternak walet, dll.

Selain tempat-tempat wisata kita juga bisa menikmati makanan khas Air Bangis. Seperti gulai ikan hiu yang dimakan dengan ketupat nasi atau ketupat bakarak serta menu dari seafood seperti udang dan kepiting, sate tulang ayam, mi lidi, dan makanan tradisional yang hanya ada dijual pada hari pasar, seperti kue pandan (kue yang terbuat dari beras ketan yang dibungkus dengan daun pandan berbentuk segitiga). Jangan kaget bagi yang tidak suka pedas, karena hampir semua masakan Air Bangis dimasak memakai cabe rawit. Orang Air Bangis terbiasa memasak dengan cabe rawit. Mungkin saja ini merupakan salah satu cara untuk menghilangkan bau amis dari seafood.

Rabu, Februari 11, 2009

WATER THERAPY

Tahukah kita, bahwa lebih dari 70% tubuh kita isinya air? Air yang bergerak dalam tubuh kita tak ubahnya seperti air sungai yang mengalir terus menerus.

Air yang ada dalam tubuh kita berfungsi sebagai pengagkut makanan yang akan dibentuk menjadi sel-sel hidup yang diperlukan seluruh tubuh. fungsi air lainnya adalah mengangkut sel-sel mati untuk dibawa ketempat pembuangan.

Bila aliran air kurang lancar didalam tubuh, salah satunya bisa karena kurangnya masukan cairan kedalam tubuh keseimbangan kerja organ-organ tubuh akan terganggu dan penumpukan toksin akan meningkat yang pada akhirnya memacu munculnya berbagai penyakit. Karenanya, kurang minum bisa memacu berbagai penyakit. banyak sekali dampak yang akan ditimbulkan bila tubuh kekurangan air. Berbagai penelitian banyak dilakukan dinegara-negara maju untuk melihat manfaat air yang luar biasa dalam mencegah dan mengobati berbagai penyakit ringan maupun berat.

Cara Minum Yang Baik Dan Benar

Kebanyakan dari kita tidak tahu kapan waktu yang tepat untuk minum. Kebiasaan minum disaat makan atau setelah makan tidaklah baik karena makan yang kita kunyah didalam mulut sebenarnya bercampur dengan air liur (kelenjer ludah) yang memiliki kandungan "enzim amilase" yang salah satu fungsinya adalah memudahkan penghancuran makanan dalam proses pengunyahan dan membantu menyempurnakan pengolahan makanan didalam lambung. Demikian juga ketika makanan ditelan, ia akan bercampur dengan berbagai macam enzim dan gastric juice didalam lambung (gastic juice adalah cairan yang diproduksi oleh lambung) untuk menyempurnakan pengolahan makanan.

Jadi ketika minum saat makan atau langsung sesudah makan, air yang kita minum akan memisahkan makanan yang sudah bercampur dengan berbagai macam enzim tadi. Akibatnya, proses pengolahan makanana terganggu dan tidak sempurna. Apabila proses pengolahan makanan tidak sempurna, akibatnya nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh jadi tidak maksimal; pembuangan sisa olahan tubuh jadi tehambat, yang akhirnya akan berkembang pada banyak gejala penyakit yang muncul, seperti perut kembung dan konstipasi.

Kapan Sebaiknya Kita Minum ?

Waktu minum yang baik 2 jam sebelum makan, 2 sesudah makan dan 2 jam sebelum tidur. Jadi sebaiknya ketika kita makan atau sesudah makan, kita hanya boleh minum paling banyak setengah gelas air. Itupun biasakan dikumur-kumur dulu sebelum ditelan agar air tadi bercampur dengan enzim didalam mulut. Akan tetapi akan lebih baik lagi kalau kita melatih untuk membiasakan tidak minum saat makan dan membiasakan tidak minum saat makan.

Mengapa Minum Menjelang Tidur Tidak Baik?

Apabila kita membiasakan minum menjelang tidur, ini akan membuat istirahat ginjal terganggu. Banyaknya cairan yang masuk pada malam hari akan memaksa ginjal bekerja kala ia harus istirahat dari rutinitas kerja yang melelahkan pada siang hari. Bukan hanya itu, tidur kita pun akan terganggu dengan sringnya buang air kecil pada malam hari, padahal perbaikan jaringan sel yang rusak kebanyakan dilakukan oleh tubuh pada malam hari. Kualitas tidur yang baik sangat mempengaruhi kualitas kesehatan kita pada umumnya.

Dikutip dar: Dr Husen A. Bajry, M.D., Ph.d,(2008) Tubuh Anda adalah Dokter yang Terbaik. Bandung: PT Karya Kita

Selasa, Februari 03, 2009

Al Quds Berkata: "Jika Kalian Kembali Kepada Allah..."

Datang kepadaku seorang pemuda dari Palestina. Ia duduk diatas tanah.
Aku berkata: “Duduklah diatas permadani...”
Ia menjawab: “Bagaimana aku bisa duduk diatas permadani, sementara Al-Quds tetawan ditangan manusia-manusia ‘kera’ dan ‘babi’.”
Aku berkata: “Adakah berita dari Al-Quds?”
Ia menjawab: “Aku membawa pertanyaan yang memerlukan jawaban.”
Aku berkata: “Pertanyaan apa itu?”
Ia menjawab: “Al-Quds memanggil dimana para pahlawannya? Dimana cucu Khalid, Saad dan Bilal? Wahai mereka yang telah hafal surat Al-Anfal, dimana para pahlawan perangmu?”
Aku berkata: “Mereka telah lama mati. Negeri-negeri telah lama kehilangan mereka. Mereka lalu digantikan orang-orang yang lemah semangat, tipis perhatian dan mimpi yang tak berbobot.”
Ia mengatakan: “ Kami juga menanyakan, kemana para pengusung Risalah? Dimana orang-orang pemberani? Dima orang-orang yang tak mau dihina karena mengerti harga dirinya? Mengapa anak cucu berbeda dengan ayah dan kakeknya?”
Aku berkata: “orang-orang yang tak rela dihina itu, rumahnya di masjid-masjid. Diantara orang-orang yang ruku dan sujud. Yang khusyu dan orang-orang ahli ibadah. Yang berpuasa dan berjihad. Sedangkan anak cucu mereka memiliki rumah dikafe-kafe. Di anata penyanyi dan pembuang waktu. Yang banga dengan uang. Yang terjerumus dalam kekosongan. Kecuali mereka yang dirahmati Tuhan.”
Lalu aku bertanya terburu-buru kepada pemuda itu: “Kirimkan salam kami untuk Al-Quds...Katakan padanya, kami menjadi tebusanmu wahai Al-Quds, dengan jiwa. Kapan engkau kembali kepada kami. Salam dari kami...”
Ia menjawab: (Al-Quds mengatakan:) “Jika kalian kembali kepada Allah, aku akan kembali kepada kalian. Tetapi jika kalian menjauh dari Allah, aku menjauh dari kalian.”
Aku berkata: “Kenapa umar bisa membebaskanmu?”
Ia menjawab: (Al-Quds mengatakan: ) “Karena dia pemegang sunnah, jujur dalam bicara, penegak keadilan dalam peri hidupnya.”
Aku berkata: “Lalu kenapa engkau bisa direbut kembali oleh Shalahuddin?”
Ia menjawab: (Al-Quds mengataka: ) “Karena dialah pahlawan perang Hithin. Dan dia dilindungi oleh Rabbul Alamin. Lalu dialah seorang abid dan golongan mujahidin.”
Aku berkata: “Wahai Al-Quds, mungkinkah kita bisa bertemu?”
Ia menjawab: (Al-Quds mengataka:) “Jika kalian taati Tuhan pemilik bumi dan langit. Kalian ikhlas dalam do’a. Kalian berlatih berjihad pagi dan sore. Dan kalian taubat dari seluruh kemaksiatan dan kekejian.”
Aku berkata: “Bagaiman kondisimu sekarang?”
Ia menjawab: (Al-Quds mengatakan:) “ Dalam derita dan kesedihan, dalam kegelisahan dan pilu. Terpenjara oleh jeruji para tirani. Karena ditinggalkan ahlul iman (orang-orang beriman), dan penghafal Al-Quran. Tidakah engkau lihat pipiku tercoreng lambang bintang segi enam. Keningku diinjak oleh negara Iblis. Di mana anak cucu Mush’ab bin Umair? Yang bisa menyelamatkan aku dari anak Golda Maer. Di mana orang-orang seperti Umar bin Abdul Aziz? Yang mampu membebaskan ku dari belengu Perez? Di mana para hamba-hamba agama ini? Yang bisa mengusir injakan kaki di keningku? Di mana murid-murid Abdullah bin Mas’ud? Yang dapat mengusir anak-anak ‘kera’? yang bisa mematahkan belenggu dari kakku? Akulah Al-Quds yang tertawan. Dahulu akulah cintanya Rasul saw. Dahulu aku ada dekat dalam dinding hati setiap Mukmin. Tapi sekarang aku tertimpa bala dan musibah. Aku mengalami keadaan yang sangat aneh.”
Telah berbilang tahun Palestina memanggil mereka. Namun sedikit dari mereka yang berkata: “Labbaik. Kami datang untuk membebaskanmu.” Kita, telah cukup lelah dengan mencintaiorang yang hanya berharap memuji dan mengaku-ngaku. Sementara Palestina tetap berteriak pagi dan sore.
Andai Umar bin Khattab mendengar teriakan seorang anak Palestina, yang kehilangan ayahnya dan saudaranya yang ditahan. Niscaya ia akan kerahkan bala tentaranya. Andai telinga Al Mu’tashim mendengar teriakan “Dimana umatku...” Niscaya baginya langit menjadi sempit dan bumi serasa berhimpit. Niscaya ia sendiri yang akan memimpin pasukannya.
Palestina bernasab Islam. Bukan hanya Arab. Itulah sebabnya Shalahuddin Al Ayyubi, pembebas Al-Quds, asal Qurdi. Sultan Abdul Hamid penolong Palestina, asal Turki. Sementara ada sebagian orang Arab di hari-hari perang Salib justru menjual Palestina di pasar-pasar.
Wahai Muslim Palestina. Anehkah jika kalian mampu mengalahkan Zionis, pesawat-pesawatnya, tank-tanknya, misil-misilnya? Kapankah kita pernah mengalahkan pasukan karena jimlah dan kekuatan senjata? Mereka selalu berjumlah lebih banyak dan lebih canggih persenjataannya. Demi Allah. Lihatlah Badar, lihatlah Al-Ahzab, lihatlah Yarmuk, lihatlah Al-Qadisiyah, lihatlah Hithin, lihatlah Ain Jalut. Dengan iman kita, keyakinan diri kita, kekuatan kita berpegang dengan agama. Kita telah kalahkan mereka. Maka, perangilah mereka dengan tongkat kalian, dengan batu kalian, dengan langit kalian, dengan bumi kalian, dengan para lelaki kalian, dengan kaum wanita kalian, dengan anak-anak kalian. Kita pasti akan mengang dengan izin Allah. Masa depan milik kalian. Esok yang bercahaya bersama kalian. Jika kalian bersabar dan bertaqwa.
Demi Allah, lihatlah, apakah bangsa-bangsa terjajah itu terbebas karena pertolongan bangsa lain? Bahkan bangsa-bangsa non Islam pun berperang sendiri melawan penjajahnya sampai merdeka. India tidak merdeka karena bantuan negara tetangganya atau dengan meminta-minta dengan berderai tangis ke organisasi dunia. Vietnam kalahkan Amerika dengan memberi pelajaran besar bagi AS yang terusir hina. Jepang juga demikian. Kamboja, tidak berbeda.
Lalu, lihatlah bangsa-bangsa Muslim. Apakah Aljazair merdeka dari Perancis karena bantuan negara Arab atau karena perjuangan bangsanya sendiri? Mereka memang telah persembahkan jutaan pejuang untuk merdeka. Lihatlah Afghanistan yang telah mengusir Rusia. Mereka jadikan bumi jajahan bak neraka jahim untuk penjajah. Mereka buat langit Afghanistan menjadi panas bagi penjajah. Terakhir, lihatlah Indonesia. Apakah bangsa Muslim terbesar itu merdeka dari jajahan Belanda karena bantuan negara lain, atau pahlawan-pahlawan sendiri?

Dikutip Dari: DR. Abdullah bin Aidh Al Qarni. 2008, Berteduhlah Ditaman Hati, Jakarta: Tarbawi Press

Jumat, Januari 16, 2009

Bahasa

“Bahasa”...
Sungguh aku takjub dengan bahasa Al-Quran... bahasanya halus, terstruktur, saling berkaitan, penuh dengan makna (hikmah) yang harus digali, yang membawa kita untuk terus berfikir. Ya Allah, kenapa Engkau banyak memakai kalimat tanya di dalam Al-Quran ? apakah ini untuk mengajak hamba Mu berfikir ? Berarti jika manusia mau mempelajari Al-Quran maka ia merupakan orang-orang yang cerdas, karena ini membutuhkan pemahaman tingkat tinggi.
Selama aku kuliah di jurusan sejarah, aku selalu “dihantui” oleh “berfikir kritis”. Kata dosenku manfaat ilmu sejarah itu membuat orang berfikir kritis (critical thinking) dengan berfikir kritis ini membuat kita lebih bijaksana. Wallahualam...

Kamis, Januari 15, 2009

QUNUT NAZILAH

Menurut bahasa, Qunut berarti do’a, taat, tetap patuh beribadah atau merendahkan diri kepada Allah.
Qunut, dalam sholat adalah berdo’a di rakaat terakhir saat i’tidal, sesudah membaca sami’allahu li man hamidah, Robbana lakal-hamdu.
Qunut Nazilsh adalah do’a qunut yang diucapkan ketika terjadi musibah yang menimpa umat Islam, seperti kekeringan, ketakutan, kelaparan, wabah penyakit, diserang musuh, maupun lainnya. Do’a qunut bisa juga dilakukan untuk memohon keselamatan umat Islam.

Hukum Do’a Qunut
Do’a qunut hukumnya sunnah karena Rasulullah SAW tidak melakukan terus menerus, beliau melakukan pada saat kesusahan yang besar, yang disebut qunut nazilah. Ini berdasarkan hadis:
Ibnu Abbas telah berkata, Rasulullah pernah Qunut satu bulan berturut-turut pada shalat Zuhur, Ashar, Maghrib, Isya dan Subuh, di rakaat yang akhir ketika i’tidal sehabis mengucapkan sami’allahu li man hamidah. Beliau mendo’akan untuk kebinasaan bani Sulaim, yaitu Ri’il, Dzakwan, dan Ushayyah, sedangkan makmum yang di belakangnya mengaminkan.
(HR. Abu Daud)
Kabilah-kabilah tersebut telah membunuh para utusan Rasulullah SAW yang bertugas mengajak mereka agar memeluk agama Islam.
Abu Hurairah r.a berkata, “Jika Rasulullah hendak berdo’a demi kebaikan seseorang atau demi kehancuran musuh-musuhnya, beliau berdo’a Qunut setelah rukuk, yaitu setelah mengucapkan sami’allahu li man hamidah, dan di antara do’anya adalah ‘Ya Allah, selamatkanlah fulan dan fulan’, atau ‘Ya Allah, turunkanlah laknat kepada fulan dan fulan’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bacaan Do’a Qunut
Bacaan do’a qunut bermacam-macam, disesuaikan dengan kesusahan atau kepentingan yang sedang dihadapi. Bacaan do’a qunut antara lain:
Allahummahdini fi man hadayt, wa’afini fi man ‘afayt, wa tawallani fi man tawallayt, wa barikli fi ma a’thoyt, wa qini syarra ma qodhoyt, fa innaka taqdhi wa la yuqdho ‘alayk, wa innahu la yadzillu man walayt, wa la ya’izzu man ‘adayt, tabarokta Robbana wa ta’alayt.
Artinya:
“Ya Allah, berilah aku petunjuk di dalam golongan orang-orang yang Engkau beri petunjuk, selamatkanlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau selamatkan, dan jadikanlah aku didalam golongan mereka yang telah Engkau beri kekuasaan. Dan berkatilah apa yang Engkau berikan padaku. Dan selamatkanlah aku dari kejahatan yang telah Engkau tentukan. Karena Engkaulah yang kuasa menetapkan dan Engkau bukan yang ditetapkan. Sesungguhnya, tidak akan hina orang yang Engkau lindungi dan tidak akan mulia orang yang Engkau musuhi. Engkau Mahamulia, wahai Tuhan kami, dan Engkau Mahatinggi.”
(HR. Abu Daud, Thabrani dan Baihaqi)

Kesimpulan:

Do’a qunut disunnahkan dalam shalat, tetapi ulama Mazhab berbeda pendapat mengenai shalat yang disunnahkan membaca do’a qunut di dalamnya. Ulama Mazhab berbeda pendapat tentang hukum membaca do’a qunut dalam shalat subuh. Untuk mengambil jalan tengah dari perbedaan pendapat ulama Mazhab, kita dapat melihat kepada pendapat ulama pada masa-masa terakhir, seperti pendapat Sayyid Sabiq (pengarang buku Fikih Sunnah) dan Dr. Wahbah Zuhaili, mereka menyimpulkan bahwa qunut yang dilakukan Rasulullah SAW pada waktu subuh itu adalah qunut nazilah. Namun demikian, Sayyid Sabiq menyimpulkan bahwa masalah ini adalah permasalahan khilafiah yang mubah, hukumnya sama antara melakukan dan meninggalkan.
Kesimpulan ini sama dengan kesimpulan Syaikh Islam Ibnu Taimiyah yang mengatakan, “Ulama sepakat bahwa orang yang berqunut pada shalat subuh, hukumnya sah dan orang yang tidak berqunut, shalatnya juga sah.”
Sama juga dengan pendapat Syaikh Yusuf Al-Qardhawi yang mengatakan, “Masalah seperti ini adalah masalah yang dibolehkan mengikuti yang satu atau yang lainnya. Jika seorang muslim meninggalkannya, ia tidak berdosa.

Jika kita melihat fenomena hari ini, yaitu tentang penggempuran Israel (Yahudi-Zionis laknatullah) terhadap Palestina, maka kita disunnahkan untuk membaca do’a Qunut Nazilah dalam sholat seperti yang sudah dicontohkan oleh Rasulullah dalam melaknat Bani Sulaim.

Wallahualam

Rabu, Januari 14, 2009

Al-Quds (Disarankan Untuk Dibaca)

Bismillahirrahmanirrahim.
Al Quds, mesjid suci di tanah Palestina, tanah para nabi dan rasul. Al Quds, mesjid yang diberkahi, yang dulu, dari mihrabnya, Rasulullah SAW diangkat ke Sidratul Muntaha, dilangiit ke-7, untuk menerima perintah shalat, sebaik-baiknya kewajiban agama. Al Quds, kiblat pertama kaum muslimin ketika mereka melaksanakan shalat yang pertama kali didirikan dengan diimami oleh baginda Rasulullah SAW.

Al Quds, didekatnya Ruhullah, Isa al-Masih as dilahirkan dan didekatnya juga Ibundanya yang suci, Maryam al-Qiddisah as melayani Tuhannya sejak ia masih kecil. Al Quds, ialah titipan Tuhan kepada para nabi, kepada para rasul, kepada orang-orang shaleh, dan kepada siapapun yang memiliki hati nurani. Al Quds, lambang kehormatan kaum muslimin dan seluruh penganut agama samawi, bahkan lambang kehormatan bagi siapapun yang mengimani adanya kebenaran dan keadilan.

Al Quds, amanat yang dibebankan oleh Allah swt di setiap pundak kaum muslimin agar dijaga dan diabadikan. Al Quds, ia dan saudara-saudara kita di sekitarnya kini telah terancam keselamatannya, ditindas, didhalimi, dan dihina-binakan. Al Quds, lelaki-lelaki dan wanita-wanita di sana dibunuh, dibantai, diperkosa hak-hak mereka, rumah mereka dihancurkan, anak-anak mereka dibredel senjata api, atau rudal atau bahkan tank baja. Al Quds, di sana kita akan sering mendapati banyak perempuan yang apabila mereka masih beruntung bisa hidup, maka mereka harus rela hidup menjanda dengan kehilangan putra-putri mereka karena telah dilindas oleh tank baja.

Al Quds, ia memanggil setiap jiwa yang masih bersih untuk menyelamatkannya dari keruntuhan karena sedikit demi sedikit pondasinya telah dikikis. Al Quds, ia meminta bukti kesungguhan kita dalam beragama, besosial, dan berperikemanusiaan. Al Quds, dan setiap yang dizalimi disana memanggil setiap insan yang meyakini keberadaan Tuhan Yang Tunggal, Tuhannya Adam, Tuhan Ibrahim, Tuhan Musa, Tuhan Isa, dan Tuhan Muhammad bin Abdullah (kepadanya dan kepada keluarganya yang suci, dan kepada seluruh para nabi dan rasul shalawat berserta salam).

Al Quds, ialah al Aqsha yang termaktub di dalam al Quran bahwa Tuhan telah memberkahi sekelilingnya agar Dia memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya. Sesunguhnya Dia-lah Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Al Quds, ia menuntut bukti cinta kita kepada kebenaran dan keadilan, dan bukti kebencian kita kepada kejahatan dan kedhaliman. Sungguh, ia meminta bukti dari siapapun yang memiliki cinta dan kebencian itu dengan jiwa, harta, darah, tenaga, atau paling tidak dengan teriakan. Ya, teriakan "Allahu akbar!!", "Hanya Tuhan-lah Yang Maha besar!!", "Musuh-musuh Tuhan itu tidaklah besar!!", "Amerika kerdil!!", "Israel kerdil!!", "Mampuslah Amerika!!", "Mampuslah Israel!!", "Bebaskan al Quds!!", dan "Bebaskan Palestina!!".

Al Quds, seorang tua renta telah berkata tentangnya, "Hari ini kita telah membebaskan negara kita. Besok, kita harus bisa membebaskan al Quds." Al Quds, ia meminta kita untuk berjanji menyusul kafilah yang telah berangkat menujunya guna membebaskannya dan segera mendirikan shalat serta memanjatkan doa berjama'ah disana. Di setiap detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun, ia selalu memanggil kita. Kita harus memenuhi panggilannya. Namun apabila setiap detik kita tidak mampu memenuhi panggilannya, maka semenit sekali. Kalau setiap menit terlalu sulit bagi kita, maka setiap jam. Kalau setiap jam kita tidak bisa, maka sehari sekali. Kalau sehari sekali kita masih tidak bisa memenuhi, maka seminggu sekali. Kalau seminggu sekali kita tidak sanggup, maka sebulan sekali. Kalau sebulan sekali pun masih terasa berat oleh kita, maka setidaknya dalam setahun kita memenuhi panggilannya itu sekali saja.

Al Quds, apapun yang terjadi dia harus tetap AL QUDS.

* * * * *